Deteksi Autisme dari Tangisan Bayi

December 01, 2012
Sebuah studi baru melaporkan bahwa autisme dapat dideteksi sejak dini melalui suara tangisan bayi. Bayi yang memiliki tangisan dengan nada tinggi dan suara bervariasi diduga lebih beresiko tinggi menyandang autisme.Meski begitu penelitian ini masih sangat awal dan skalanya kecil karena hanya dilakukan pada 39 bayi berusia 6 bulan. Sebanyak 21 bayi di antaranya memiliki resiko autisme karena memiliki saudara kandung dengan kondisi yang sama.
Melalui bantuan komputer, para peneliti membuat analisa yang menunjukkan tangisan bayi dengan risiko mengidap autisme memiliki nada yang lebih tinggi dan lebih bervariasi daripada bayi yang tidak berisiko tinggi untuk autisme. Hasil ini hanya berlaku ketika tangisan disebabkan oleh rasa sakit, seperti ketika bayi jatuh dan kepalanya terbentur, ujar Stephen Sheinkopf, yang melakukan studi ini.
Namun perbedaan nada tangisan ini mungkin tidak dapat didengar oleh orang pada umumnya tanpa bantuan komputer. Sehingga hal ini bukanlah yang utama yang harus didengarkan oleh orangtua di rumah. "Kami tidak ingin orang tua menjadi cemas mendengarkan teriakan bayi mereka," katanya.
Pada saat anak-anak dalam penelitian ini sudah mencapai usia 3 tahun, tiga dari mereka didiagnosis mengidap autisme. Ketiga anak ini saat bayi memiliki teriakan yang termasuk yang tertinggi, kata para peneliti. Mereka juga memiliki teriakan yang terdengar lebih tegang, dengan "latar belakang" yang lebih bising, menurut analisis komputer.
Hasil riset ini menunjukkan tangisan bayi usia 6 bulan dapat digunakan, bersama dengan faktor lain, untuk menentukan risiko bayi mengidap autisme sejak dini, kata para peneliti. Penelitian ini dapat bermanfaat sebagai referensi sehingga identifikasi bisa dilakukan lebih awal.
Penelitian sebelumnya telah menyatakan bahwa anak dengan usia 1 tahun sudah dapat diidentifikasi ketika ia beresiko tinggi mengidap autis karena membuat suara dan teriakan yang tidak khas. Namun sebelumnya belum ada yang meneliti pada anak-anak berumur enam bulan.
"Semakin cepat anak autis mendapat menanganan maka akan semakin lama anak mendapat perlakuan khusus yang menguntungkan bagi anak," kata Sheinkopf.
Namun hasil yang diperoleh dari penelitian kecil ini memerlukan penelitian lebih lanjut untuk mendapatkan hasil yang lebih relevan. Penelitian yang dipublikasikan pada jurnal Autism Research edisi Oktober ini juga menyatakan sepakat dengan hasil penelitian sebelumnya yang menunjukkan bahwa tangisan bayi berkaitan dengan perkembangan otak.
Sebuah studi pada tahun 2010 menunjukkan bayi yang rewel pada usia 1 bulan memiliki peningkatan resiko masalah kesehatan mental seperti gangguan pemusatan perhatian dan hiperaktif.

Sumber :
LiveScience
Editor :
Lusia Kus Anna


Previous
Next Post »
0 Komentar