3 Fakta Mengapa Nama NBL Indonesia Lebih Baik daripada IBL

March 29, 2011
“Nama IBL sudah identik dengan kompetisi yang tidak heboh. Bahkan ada yang bilang, IBL baru nanti tidak dimulai dari nol. Melainkan harus diulang dari minus sepuluh. Dengan mengubah nama, paling tidak kami bisa mengulang dari nol lagi,” jelas Azrul Ananda pada saat peluncuran NBL Indonesia tanggal 25 Mei lalu di Ballroom hotel Four Seasons Jakarta.
Banyak yang bertanya-tanya mengapa nama Indonesian Basketball League (IBL) yang menurut beberapa teman sudah sangat unik dan mewakili Indonesia malah diganti dengan nama baru National Basketball League (NBL) Indonesia yang jelas sudah dipakai terlebih dahulu oleh Australia maupun Malaysia. Banyak yang menyayangkan.
Seperti biasa, gw akan mengungkapkan beberapa alasan dari sudut pandang gw yang merasa bahwa penggantian nama tersebut sudah sangat tepat!
1. Setuju dengan Azrul Ananda

Citra IBL beberapa tahun belakangan memang sangat menurun. Dalam bahasa Azrul Ananda “..identik dengan kompetisi yang tidak heboh.”
Pertandingan-pertandingan yang sering berakhir dengan skor jomplang bak bumi dan langit membentuk citra pada benak masyarakat bahwa hasil akhir sudah sangat bisa ditebak. Dan akhirnya, sesuatu yang mudah ditebak, tak enak lagi untuk disaksikan (Tak percaya? Coba tonton karya-karya Multivision Plus).
Ujungnya, sulit mendapatkan dukungan terutama dukungan dana dari pihak-pihak sponsor. Nama baru NBL Indonesia setidaknya menjadi sebuah titik tolak awal bahwa liga basket kita benar-benar baru. Sebuah usaha melepaskan diri dari sebuah kompetisi yang “..identik dengan kompetisi yang tidak heboh.”
2. Nama IBL “berasap”
Semuanya memang terkait dengan citra. Nama IBL bagi gw dan bahkan beberapa orang teman, sudah sangat melekat dengan merek salah satu produk tembakau hisap berasap. Bahkan produk tersebut berhasil menanamkan jingle atau nada IBL yang sangat populer ” na..na.. IBL, Feel the game! Feel the game!” yang dibawakan dengan nada hiphop ke dalam benak penggemar basket Indonesia. Hal ini tentu sangat-sangat tidak baik.
Nama NBL Indonesia memutus mata rantai yang mengikat liga basket Indonesia ini dengan produk tembakau tersebut. Kelihatannya sederhana, namun dalam pendekatan citra dan iklan, nama IBL membuat basket dan tembakau seolah bergandengan tangan, padahal tidak sama sekali!
3. Berganti nama selalu berharap demi sebuah kemajuan
Ini adalah masukan yang gw dapat dari mas Christopher (mantan manajer CLS Knights Surabaya) lewat twitnya. Sangat masuk akal! Beberapa masyarakat suku di Indonesia memiliki tradisi merubah nama untuk menjadikan si pemilik nama menjadi lebih baik sesuai hal yang diinginkan. Tidak ada orang yang mengganti nama untuk menjadi lebih buruk.
——–
Bagaimana dengan nama NBL yang sudah melekat di Australia dan atau Malaysia? Bukan masalah. Entoh nama kita adalah bukan hanya NBL, tetapi NBL Indonesia. Kurang lebih sama seperti nama Asep yang dimiliki ribuan orang bahkan mungkin jutaan orang di Jawa Barat, atau Bambang di Jawa, John di Inggris, serta Ahmad di Timur Tengah.
What’s in a name? That which we call a rose by any other name would smell as sweet.” kata William Shakespeare. Walau terkadang gw kurang setuju dengan kutipan tersebut, namun kalau dipikir-pikir sedikit lebih panjang, ada benarnya juga. Apalah arti nama NBL Indonesia jika nantinya liga tersebut semakin keren?! Yang terpenting tetaplah pelaksanaannya.
Sedikit alasan mengapa gw pun kurang setuju dengan Shakespeare, karena bagi gw, nama adalah doa, pengharapan. NBL Indonesia adalah liga basket nasional yang mampu mempersatukan bangsa, memajukan bangsa, dan menjadi kebanggaan nasional. Sangat mungkin, ketika kelak liga ini sangat-sangat maju, negara tetangga tertarik untuk ikut bergabung, seperti halnya Raptors dan Grizzlies di NBA. Amiin :)
Previous
Next Post »

1 comment