Politik Uang Dinilai Kunci Menang di Sumenep

November 26, 2010
TEMPO Interaktif, Surabaya - Direktur Riset Lingkaran Survey Indonesia, Arman Salam, mengatakan salah satu kunci agar para kandidat bisa menang di Pemilihan Bupati Sumenep adalah politik uang.

"76 persen responden pemilih menginginkan mendapat imbalan uang dalam Pemilihan Bupati Sumenep," kata Arman kepada wartawan di Surabaya pada Senin (14/6).

Ia mengatakan survei yang dilakukan di daerah lain, hanya ada sebesar 10 persen responden yang menginginkan atau menyetujui adanya politik uang di Pilkada. "Namun berbeda di Sumenep, 76 persen sepakat politik uang di Pilkada," ujarnya.

Jadi kandidat calon yang melakukan politik uang, kata Arman, yang mempunyai peluang mendapatkan perolehan suara tinggi di putaran kedua mendatang.

Pemilihan Bupati Sumenep diikuti delapan kandidat. Dari hitung cepat yang dilakukan Lembaga Survei Indonesia dan Jaringan Isu Publik, pemilihan akan terjadi dua putaran karena tidak ada calon yang memperoleh suara 30 persen.

Dua pasangan yang mendapatkan perolehan suara tertinggi, yaitu Busyro-Sungkono Siddik dari Partai Kebangkitan Bangsa dan PDI Perjuangan yang mendapat suara sebesar 21,64 persen serta pasangan Azasi-Dewi dari Partai Kebangkitan Nasional Ulama dan Partai Bulan Bintang yang mendapat suara sebesar 20,44 persen.
Selain faktor politik uang, kata Arman, pencitraan yang elegan juga menjadi penentu kemenangan. "Sudah tidak lagi dibutuhkan baliho yang banyak, namun bagaimana secara elegan melakukan perubahan di Sumenep," ujarnya.
Faktor berikutnya, kata Arman, bagaimana para calon mampu memobilisasi kantong-kantong suara di basisnya. Menurutnya, para tim sukses harus mampu mengajak pemilih untuk berpartisipasi.

"Basis suara Busyro ada di perkotaan dan basis suara Azasi dari warga di kepulauan harus diajak menggunakan hak pilihnya agar bisa menang," kata Arman.

Astro Ivo Simomora dari Jaringan Isu Publik mengatakan selama tiga puluh tahun kepemimpinan di Sumenep selalu dipegang ulama. "Untuk menang harus ada kampanye yang elegan bagaimana duet kepimpinan ulama dan profesional," ujarnya.
DINI MAWUNTYAS
Previous
Next Post »
0 Komentar